Pages

Saturday, October 18, 2008

Laskar Pelangi


Akhirnya.......!!!!!!!!!!!!! Setelah sekian abad lama nya ni film nongol, baru kmaren ini gw berhasil nonton film ini. Astaga.... Hari kamis nya, gw uda siap siap ni mo nonton di Pluit Junction, apa daya tiket nya abis!!!! Can u imagine? ABIS!!!!!! Padahal uda 3 minggu ni film nongol en gw nonton siang siang....

Cerita nya seh sebener nya simpel, nyeritain ada sebuah sekolah yang butut abis, namanya SD Muhammadiyah Gentong. Nah, menurut founding fathers dari sekolah ini, tujuan dari sekolah ini tuh mendidik dengan hati... Menurut mereka, kepintaran itu ga diukur dari otak tapi juga dari hati... (to tweet..)

Setting nya di Belitung taon 1970-an, saat-saat dimana Belitung tuh menjadi salah satu pulau terkaya di Indo karena harga timah yang tinggi. Hal ini berdampak pada meningkat nya tingkat kehidupan di sono. Diceritakan kalo ada sebuah sekolah 'rival' nya SD Muhamaddiyah yaitu SD PN Timah, nah ini sekolah elit la (yang bahkan dibagiin kalkulator gratis!!) Di lain pihak, kaum buruh yang miskin, terpaksa menyekolahkan anak nya di sekolah butut.. Yah kesenjangan sosial berat lah

Sepanjang film, diceritain bagaimana 10 anak xtra miskin yang disebut Laskar Pelangi (yang bikin sebutan itu tuh gurunya yang namanya Ibu Muslimah) berusaha untuk sekolah, walopun mereka tu miskin, sekolah nya bocor2, baju robek2 en seribu satu hal pathetic laen nya.

Tokoh utama nya namanya ikal (yang seharusnya merupakan potret dari pengarang buku nya si Hirata itu) lalu ada Lintang, yang pinter en rajin banget (dia bisa ngitung soal mat ga pake kertas en lebi cepet dari guru nya) trus ada si Mahar, notabene future artist (dia hobi banget dengerin radio di deket kuping) en bbrp tokoh laen including si Akiong yang cina abis, tinggal di kelenteng en gw yakin pemeran nya bukan anak asli sono. Oh iya, cast anak anak nya itu smua anak kampung sono, bukan artis artis hasil audisi di Jakarta.

Menurut gw seh film nya bagus. Yah... jangan dibandingin ama produk Hollywood ato film film komersil ya.... Secara ini sebener nya harus nya ditonton ama anak-anak.. tapi yang bagus itu the moral of the story!!!!!!!! Semua pesan moral dari ni film tuh dapet banget en tidak menggurui sama sekali. Keren kan!

Selama gw nonton film ini, lots of things came out of my mind. Sebener nya seh basic things, things that i've already known before but this movie just pictured it perfectly.

1. Kita harus optimis! Walopun mungkin terlihat kalo kita mengejar pelangi tapi kita harus tetap yakin kalo apa yang kita lakukan sekarang merupakan langkah pertama kita dalam mengejar cita cita. It doesn't matter whether u reach your goal or not, the most important thing is what you've done to achieve your goal. The things you've done will not effect yourself but it will also affect the people around you.

2. Say no to racism. yeah yeah cliche.... Secara ini di Indo, bentuk racism paling popular adalah etnis Tionghoa vs the non Tionghoa. I mean come on..... Enough is enough!! Bosen de ngurusin hal hal ga penting yang ujung ujung nya racism. Satu hal yang menurut gw salah kaprah dalam racism di indo adalah aplikasi dari racism itu sendiri. Sebener nya tindakan seperti apakah yang disebut rasis?

Apa dengan orang pribumi menyebut kita "si cina" itu rasis? Lalu kita menyebut pribumi itu "xxxx" ato "xxxx" itu rasis? It's not a big deal!!!!!! The real racism is when u think someone from a different race is less dignified than yourself.

About cina cina suka bilang pribumi itu bau misal nya, apakah itu merupakan sebuah bentuk rasisme? Of course not!!! (well itu menurut gw seh...) Yah kalo menurut idung gw pribumi yang gw temui itu bau, ya gara gara dia bau lah. emank nya cina ga bau? ya bau bau aja la ya.... Kesimpulan nya, physical appearance is not categorized as racism. Gw lebi suka itu dibilang sebagai physical preferences. Yah kalo menurut cina cina itu pribumi itu jelek (i believe some of my loyal readers think so) yah salahin mata nya lah ya. Kalo menurut pribumi muka kita cina cina itu licik en arogan, ya suka suka dia la. Nama nya juga fisik pemberian yang di atas, penting ga kita menjadikan itu sebagai bahan rasisme?

Menurut gw, akar dari rasisme di indo itu adalah faktor ekonomi. Yah seperti yang uda dibahas di sekian banyak artikel di majalah en koran, ini kan kerjaan nya si Belanda, tapi sebagai generasi muda, kita harus bisa lepas dari paradigma yang sungguh sangat ga penting itu! Sebagai golongon yang uda dapet pendidikan tinggi, pergaulan luas en sadar kalo kita tu tinggal di sebuah negara yang sungguh sangat plural, uda seharus nya dan sewajib nya kita BERUSAHA sebaik mungkin biar ga rasis.

Gw tau seh, ga mungkin seseorang itu bebas 100% dari rasisme. Face it, kita dibesarkan dalam kultur yang mendukung rasisme (ini di seluruh dunia ya....) Nah, sebaik nya kita berusaha semaksimal mungkin untuk menurunkan tingkat rasisme serendah mungkin. After all, setiap etnis/suku/ras kan punya kebiasaan masing masing, punya sifat masing masing dll. Hal itu lah yang menyebabkan knapa kita lebi banyak bergaul with someone in the same race. If that's the problem ya gpp lah, tapi yah mbok jangan menganggap ras laen itu buruk. Secara kita juga tidak sempurna....

3. Lalu, ini adalah pelajaran paling penting.... You can be happy even without money.
Gw akui, gw adalah salah satu orang yang gila duit. Siapa seh manusia yang ga gila duit? Sapa coba orang yang ga suka ama duit. I do believe that money can buy everything. Tapi buat gw, uang ya uang. Sebuah alat tukar yang kita pergunakan untuk mendapatkan barang/jasa. Of course hidup itu butuh uang! Makan pake duit, minum pake duit, kencing pake duit... gw seh lagi nunggu aja saat saat dimana napas aja butuh duit. Some people believe that u can't be happy if u don't have enough money. Well, that's wrong!

To gain happiness, all u need to have is yourself. Simple, u don't need money to "entertain" yourself. It's just an example..... Maksud gw gini, kita liat aja orang orang yang miskin. Apa seh yang mereka punya? Segelas Caramel Macchiato gw harga nya sama kaya biaya hidup mereka sehari. Baju ancur, mandi pake air bersih aja jarang, tapi mereka ketawa kan? Mereka bisa tetep bahagia kan? Yang kita perlukan untuk meraih kebahagiaan itu bukan uang! tapi pikiran kita. Bagaimana cara nya kita bisa seneng itu berbeda beda setiap orang nya.

Dr. A is addicted to the two S (Sex and Shopping) I can't help the shopping part but u don't need money to have sex

Ms. J loves shopping and gossiping. Last time i checked, gossip is still a freebie.

If you are happy with yourself, u will be happy no matter how pathetic your bank account has. I love my job, i'm happy with my family, i like staying home coz i think my home is very very comfortable and i don't mind being single. So for the time being, i consider myself a happy person.

Although there are times when i hate myself for not having enough money, it's not the lack of money that i hate but more of the things i can't do or have without money. That doesn't change the fact that i can still be happy.

U know what's weird, sometimes i feel happy after i yell and scream to those mini satans! Maybe it's the satisfaction of making a difference in their world (I bet they'll remember for the rest of their life that there was a fat tutor who yells all the time)

4 comments:

  1. Heh! Kualat lo ya! Ntar jadi 40 year old virgin lo baru tau rasa! :p Maap loh Dr.B

    ReplyDelete
  2. lho.... maksud gw kan for now....

    ReplyDelete
  3. hm...dari discussing laskar pelangi sampe nyambung ke racism, kayaknya loe musti bikin separate blog deh bi untuk topik yang satu itu, secara loe banyak dikelilingi oleh pro and kontra of racism, haha...let say..Ms.I and R vs. Ms. NYH, or bf of our bestfriend yang ga mau pergi ke mall tertentu karena.."X" reason, wakakaka....

    ReplyDelete
  4. hahahah i will make another entry about this racism topic. tunggu ujian gw kelar =='

    ReplyDelete