Thursday, June 03, 2010
Prince of Persia
Hmm uda lumayan lama gw ga nulis review film... Males aja seh sebenernya karena kayanya film yang akhir2 ini gw tonton sangat tidak menarik buat direview... Is it just me ato summer movies tahun ini rada rada basi semuanya?
Prince of Persia adalah sebuah film yang diangkat dari video game terkenal. Gw sendiri ga perna maen game nya, jadi ga tau juga ceritanya di game itu kaya gimana. Jadi gw tidak akan meng-compare film ini dengan gamenya
Ceritanya ada seorang pangeran Persia bernama Dastan (Jake Gyllenhaal) yang tadinya adalah seorang gembel. Karena Raja Persia tertarik dengan keberanian si Dastan ini, dia diangkat jadi anaknya. Suatu ketika, Pangeran Tus, kakaknya Dastan menyerbu kota Alamut. Alamut adalah sebuah kota suci yang dipimpin Putri Tamina (Gemma Arterton). Dalam perayaan kemenangan perang, Raja Persia itu meninggal setelah menerima jubah pemberian Dastan padahal Dastan tidak membunuhnya. Mulailah petualangan Dastan dan Tamina ketika melarikan diri sambil mencari tahu siapa yang membunuh Raja Persia
Dari segi cerita menurut gw tidak ada yang baru. Dendam, fitnah, ketemu cewe, cinta... Yah u guys know the drill lah. Pretty predictable.... Jake Gyllenhaal sebagai Dastan menurut gw kurang asik ya. Walopun dia sudah buffed up en gondrong + jenggot, tetep aja kesan nya ga macho tapi sok macho. Ga dapet banget aura padang pasir nya. I have to admit, he did a great job on the parkour thing. It was awesome! Chemistry dia sama si Gemma juga agak kurang ya... In the other hand, Gemma was amazing. I thing everyone agrees that in this movie, Gemma looks like a goddes. Ditamba lagi toket nya yang ampe kaya mau tumpah gitu.. WOW
Gw ngerasa kalo di beberapa bagian, film ini tuh video game banget. Dari segi pengambilan gambar maupun adegan fighthing nya. Mungkin emank disengaja kali ya biar mirip sama aslinya tapi agak menganggu aja buat gw. Kesan nya jadi film ini tuh ABG banget. Maksain buat menampilkan some suppose-to-be-cool scenes yang akirnya malah membuat kesan not believable.
Kemudian hal yang juga menganggu buat gw adalah logatnya. Ini kan cerita nya di Persia, kok logat orang orang yang maen di dalem nya campur campur. Apalagi si Tamina nya, that is British accent right? Feels so wrong... A face that exotic, that amazingly beautiful mid-east scenery and then jeng jenggggg brittish accent.
Overall, it was a very entertaining movie. I can safely say it's on my top 3 movie of the year... But as i said earlier, this year's movies are quite dissappointing.
Rating: 7.6/10
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
thx untuk reviewnya...big budget flicks gini seh emang biasanya cukup entertaining untuk ditonton biarpun msh banyak cela...
ReplyDeleteJadi loe prefer dengerin aksen Inggris Iranian gitu Bi? Atau Inggris Arabic gitu? :P
ReplyDelete@ rita: hope it helps :)
ReplyDelete@ mr silet: at least nyambung kan???? Pas ntn tuh kaya dual movie. Mata timur tengah, kuping great britain
Tanpa bermaksud merendahkan saudara-saudari kita di Timur Tengah, kayanya gua ga bakalan tahan dengerin film Hollywood in thick Iranian accent. Or Indian. Or Indonesian. Cukup American atau British :P
ReplyDeleteHahahah really???? I think those accents are sexy :p
ReplyDeleteSpeaking of timur tengah, wait for my next review, satc in abudhabi haha
Haha, gua nonton tuh kemaren (padahal SATC 1 aja couldn't care less untuk ditonton). Dipaksa sama Ira :P Tapi untungnya cukup menghibur biarpun binti lebay nan ngeyel.
ReplyDelete